Meningkatnya Kejahatan Saat Ramadan

 



Oleh. Sri Susanti 


Kejahatan bukan karena ada niat tetapi karena adanya kesempatan. Tidak peduli pada saat dan kondisi jika ada niat maka bisa saja terjadi. Dari sisi pelaku, tidak harus berpakaian yang menakutkan, memakai topeng tetapi mereka dengan pakaian sehari-hari pun bia saja melakukan tindak kejahatan. Situasinya pun dari kondisi yang sepi samapai yang ramai. sasarannya rakyat kecil hingga pejabat negara tidak bisa lepas menjadi korban tindakkan criminal tersebut.


Kejahatan yang dilakukan oleh pelaku tidak hanya mencuri barang tetapi pelaku kejahatan tidak segan-segan untuk melukai bahkan menghilangkan nya korbannya. Bulan Ramadan adalah bulan yang mulia, bulan yang dia dalamnya dilimpahkan banyak pahala dan keberkahan. Pahala dan dosa dilipat gandakan. Jika kita melakukan kebaikan maka pahala yang Allah berikan berkali lipat begitu juga dengan dosa jika dilakukan di bulan Ramadan.



Seperti yang dikabarkan oleh radarbogor ( 14/3/ 2024), Polresta Bogor Kota mengimbau warga kota Bogor untuk mewaspadai kerawanan kejahatan selama ramdhan. Selama tiga pekan terakhir Polresta Bogor Kota berhasil mengungkapkan tiga kasus kejahatan pencurian yang terjadi di wilayahnya. 


Dilihat dari fakta di atas berarti rata-rata per pekan terjadi satu kasus kejahatan. Ini baru di daerah Bogor Kota belum di daerah yang lainnya. Tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah kasus yang serupa.

Meningkatnya jumlah kejahatan di bulan Ramadan tidak lepas dari meningkatnya kebutuhan di bulan ini. Pengeluaran di bulan Ramadan meningkat dua hingga tiga kali lipat dibanding bulan biasa. Belum lagi menjelang lebaran. Persiapan tidak bisa dikatakan sedikit di bagian ini anggaran yang dibutuhkan sangat besar mulai dari baju lebaran, tidak anak kecil, orang dewasa pun menginginkan baju baru saat lebaran tiba. Makanan saat lebaran menjadi salah satu prioritas di hari raya beraneka ragam kue dan kudapan lainnya. Uang untuk di bagikan ke sanak famili dan bagian yang memerlukan dana yang cukup besar lainya yaitu mudik. 


Jika mudik menggunakan jasa transportasi gratis yang disediakan oleh pemerintah, aman keuangan tetapi jika menggunakan alat transportasi pribadi semisal kapal laut maupun pesawat terbang maka dana yang dikeluarkan tidak bisa sedikit. Belum lagi kalau pulang kampung ada yang meminta oleh-oleh entah barang atau uang.


Ketika kepala pusing tidak menemukan jalan yang halal untuk menambah atau mencukupi kebutuhan hidup bisa jadi yang terlintas dibenak mereka adalah jalan haram. Keadaan yang terdesak memaksa orang untuk berbuat jahat. Dengan segala risiko yang menanti. Kalau berhasil melakukan kejahatan dan tidak tertangkap oleh polisi maka masih bisa bebas melenggang menggunakan hasil kejahatnnya setelah itu masih bisa berpikir akan melakukan hal apalagi tetapi ketika melakukan kejahatan dan tertangkap polisi maka tidak ada lagi ruang untuk bergerak mungkin beberapa bulan atau tahun ke depan.


Jika sudah masuk penjara yang menjadi korbannya tidak hanya sasaran kejahatan tetapi jika keluarga tersangka ada istri, anak dan sanak famili lainya yang menjadi tanggung jawab tersangka. Terkatung-katung nasib mereka. Masalah menannti berikutnya yaitu ada keluarga yang terlantar, terancam tidak bisa makan dan sekolah serta yang lainnya.


Kejahatan terjadi tidak bisa berdiri sendiri. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi. Tidak selalu karena menginginkan saja seperti bergaya hidup mewah atau bahasa lainnya gaya hidup ala sosialita tetapi kantong rakyat jelata. Seperti terdesak tidak bisa makan kerena habis PHK dan tidak ada uang untuk menyambung umur. Kondisi yang cukup meprihatinkan d satu sisi ada banyak yang memamerkan kekayaannya di sisi lain ada rakyat yang kondisinya mengenaskan.


Sistem kapitalis sekuler yang diterapkan di negara ini menciptakan kemiskinan dan menambah lemahnya iman. Kesenjangan sosial begitu terasa dalam sistem ini. Kemiskinan yang tidak dibarengi dengan iman yang kuat membuat celah untuk bertindak jahat. 


Dalam Islam pemerintah atau penguasa bertindak mengurusi urusan umat. Menjamin kesejahteraan masyarakatnya per individu. Ketika ada tindak kejahatan tidak langsung dihukum, ditelusuri dulu, faktor yang melatarbelakangi. Jika faktornya kebutuhan hidup, untuk makan pelaku tidak akan dihukum justru pemerintah yang akan membantu misal jika tidak punya pekerjaan akan didirikan lapangan pekerjaan sehingga Masyarakat dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya.


 Negara menjamin keamanan rakyatnya ,tidak ada yang beda antar Muslim dengan nonmuslim. Jika ada kejahatan akan ada saksi yang tegas dan mejerakan. Sehingga orang akan berpikir berkali-kali Ketika hendak melakukan tindak kejahatan.

Sesungguhnya Islam tidak hanya sebagai agama (menyembah Allah) tetapi di dalamnya terdapat seperangkat aturan yang Allah turunkan untuk mengurusi urusan manusia. Sehingga Ketika diterapkan niscaya baik untuk urusan dunia sekaligus akhirat.


Wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak