Maraknya Prostitusi Online, Lahir dari Gaya Hidup Sekularisme



Oleh: Krisdianti Nurayu Wulandari



Sistem kapitalisme yang memiliki asas sekulerisme, memiliki dampak besar kepada rusaknya moral bangsa. Bagaimana tidak? Sistem ini telah membuat penganutnya memisahkan kehidupan mereka dari syari’at Allah SWT. Alhasil banyak generasi sekarang yang melakukan segala cara untuk mendapatkan kesenangan dunia tanpa berpikir dampak buruk dari perbuatan tersebut.

Maraknya kasus prostitusi online menjadi salah satu problem atas diterapkannya sistem kapitalisme-sekuler. Salah satunya adalah kasus yang terjadi di Blitar, sebagaimana yang disebutkan oleh Waka Polres Blitar Kota Kompol I Gede Suartika bahwa ada dua kasus prostitusi online di salah satu penginapan di Kecamatan Sananwetan dan disalah satu hotel di Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar. [DetikJatim, 27-03-2024].

Bukan hanya disitu saja, di Bogor juga terdapat berita miring tentang prostitusi online pada awal Ramadhan. Polresta Bogor berhasil mengungkap prostitusi online jaringan nasional. Kasus tersebut berhasil terungkap karena adanya laporan dari masyarakat terkait maraknya bisnis haram tersebut di Kota Bogor. Para PSK berasal dari berbagai kota dengan latar belakang bervariasi, mulai dari caddy, selebram, bahkan hingga putri daerah.

Pelaku sebagai muncikari juga mengaku telah menjalankan bisnis terseb sejak tahun  2019 bahkan telah meraup keuntungan ratusan triliun rupiah. Kini, pelaku dijerat dengan UU 21/2007 Bab 2 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang Pasal 2 ayat 1 dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 tahun. [Tribun News, 15-03-2024].

Begitu juga dengan yang terjadi di bulan lalu, razia yang dilakukan oleh Satpol PP bersama tim gabungan dari Polres Belitung, BNNK serta stakeholder dengan menyisir beberapa hotel di sekitaran kota Tanjungpandan telah menemukan lima pasangan bukan suami istri dan empat perempuan yang terindikasi terlibat dalam prostitusi online.

Nyatanya, peristiwa prostitusi ini sudah terjadi sejak lama dan di era sekarang digitalisasi kian lama semakin canggih. Lantas apa akar permasalahannya dan bagaimana pandangan Islam dalam menyelesaikan persoalan ini?

Maraknya prostitusi online, tidak lain karena telah diterapkannya sistem kapitalisme sekuler di tengah masyarakat. Karena dari sistem ini, maka  lahirlah generasi yang minim akan agama. Melahirkan generasi yang menjadikan agama hanya selintas ibadah ritual saja, tidak menjadikannya sebagai asas dalam melakukan segala bentuk perbuatan. Dan juga telah melahirkan masyarakat yang menjadikan standar kebahagiaannya ada pada kepuasan jasadi sehingga permintaan terhadap PSK akan terus tinggi.
 
Sistem sekuler kapitalisme juga menjadikan orang yang berbisnis tidak memperhatikan apakah perbuatan yang dilakukan halal ataukah haram. Maka, dari sini akan dengan mudahnya seseorang berbisnis dengan cara yang salah yakni dengan cara yang haram. Dalam sistem ekonomi kapitalisme, tidak peduli akankah hal tersebut mengundang kepada mudarat atau tidak bagi kehidupan umat. Yang penting adalah keuntungan semata yang akan dia dapatkan.

Begitu juga dengan sistem sanksi  dalam sistem sekuler kapitalisme tidak dapat menjerakan para pelakunya. Adapun pengguna PSK maupun PSK-nya sendiri bisa dijerat dengan pasal perzinaan dengan sanksi berupa pidana penjara maksimal sembilan bulan. Ketentuan ini pun berlaku pada laki-laki yang sudah beristri dan juga perempuan yang sudah memiliki suami, serta ada unsur aduan dari pasangan.

Salah satu problem utama dalam kapitalisme adalah meningkatnya kesejangan ekonomi antara kelas yang kaya dan kelas yang miskin. Lapangan pekerjaan semakin sulit, harga kebutuhan pokok juga semakin naik. Alhasil, sebagian perempuan “terpaksa” bekerja sebagai PSK demi memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Maka dari itu, sejatinya ini adalah masalah yang sistemik. Tidak bisa diselesaikan jika tidak mengetahui akar permasalahannya.

Inilah sebagian potret kelam, hasil dari sistem sekuler kapitalisme yang menjadikan perbuatan maksiat tumbuh subur. Prostitusi online ini juga menjadi salah satu dari sekian banyak kemudharatan penerapan sistem kehidupan ini. Oleh karena itu, saat ini yang bisa mengubahnya menjadi lebih baik ialah dengan cara mengganti sistemnya. Dari sistem kapitalis beralih ke sistem Islam secara kaffah merupakan kewajiban yang telah jelas dalilnnya.

 Islam sebagai sebuah sistem yang mengatur dalam segala aspek kehidupan  mampu menjawab berbagai persoalan, termasuk maraknya prostitusi online. Pertama, Allah Ta’ala memberikan perintah kepada hambanya untuk wajib menerapkan Islam secara menyeluruh. Hal demikian telah jelas dalam QS. Al-Baqarah; 208, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”.

Kedua, sistem kehidupan dalam Islam akan melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa.Generasi yang senantiasa mengedepankan rasa takutnya kepada Allah jika ingin melakukan suatu perbuatan. Jika rasa takutnya dan ketaatannya kepada Allah jauh lebih besar, maka tidak akan ada para pebisnis yang melakukan bisnis haram bertentangan dengan aturan Allah SWT Sebab, mereka tau pertanggungjawabannya akan sangat berat di akhirat kelak.

Ketiga, sistem sanksi dalam Islam sangat menjerakan. Hukuman bagi PSK dan pengguna PSK telah jelas, yaitu jilid dan rajam. Maka dengan sanksi tegas yang diberikan tidak akan ada orang yang melakukan perbuatan tersebut dan juga akan mencegah orang lain untuk tidak melakukan perbuatan yang serupa. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadist: “Ambillah dari diriku, ambillah dari diriku, sesungguhnya Allah telah memberi jalan keluar [hukuman] untuk mereka [pezina]. Jejaka dan perawan yang berzina hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun. Sedangkan duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajam” [HR Muslim].

Keempat, sistem ekonomi Islam akan menjamin semua  kebutuhan masyakat penuh dengan kesejahteraan. Penguasa akan melayani rakyatnya dan inilah yang menjadikan seluruh kebutuhan rakyat terjamin termasuk lapangan pekerjaan.  Terlebih para wanita, mereka akan sejahtera dan aman karena mereka akan mendapatkan nafkah yang cukup dari suami dan para wali mereka, bahkan negara. Mereka tidak akan terbebani atas kemerosotan ekonomi yang menyengsarakan mereka. Dengan begitu kehormatan para wanita akan terjaga dan dimuliakan sebab dari seorang wanitalah akan lahir calon-calon penerus peradaban yang mulia. Wallahu A’lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak