Kejahatan Meningkat, Aparat Kurang Sigap



Oleh : Hasna Hanan

Dikutip dari Media Indonesia.com, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai bahwa meningkatnya tren kejahatan pada bulan Ramadan hingga jelang Lebaran disebabkan oleh adanya peningkatan kebutuhan di masyarakat yang tinggi.

Sementara itu budaya hedonis yang menjalar di masyarakat sudah tak terbendung lagi, gempuran media dari segala arah ditambah tekhnologi yang mempermudah akses untuk memenuhi hasrat nafsu konsumerisme telah menjadikan meningkatnya kejahatan di tengah masyarakat dan mirisnya itu terjadi pada bulan ramadhan.

Bulan yang seharusnya dipenuhi dengan peningkatan ibadah dan menuai pahala yang berlimpah yang akhir buahnya adalah ketaqwaan serta ampunan atas dosa-dosa, tapi justru sebaliknya dimana-mana masih banyak ditemui kejahatan kriminalitas hanya untuk memenuhi lifestyle budaya kapitalisme.

"Makanya ada masyarakat yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan peningkatan pendapatan agar dapat memenuhi kebutuhannya selama Ramadan hingga jelang Lebaran dengan melakukan kejahatan," kata Bambang saat dihubungi, Kamis (27/3).

Kapitalisme Biang Siklus Kejahatan Berulang

Bukan suatu hal yang aneh kriminalitas akan selalu mewarnai di sistem kapitalisme sekuler dan pasti semakin bertambah secara kualitas maupun kuantitas tanpa melihat momentnya, karena sistem inilah yang menjadi akar persoalan munculnya perilaku masyarakat untuk mengambil jalan pintas kejahatan solusi dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidup mereka, ada istilah besar pasak daripada tiang menunjukkan kemiskinan dengan hasil yang mereka dapatkan dengan pengeluaran yang segunung tidak seimbang memenuhi kebutuhan apalagi keinginan yang dipicu dari lifestyle hedonis.

Kesucian Bulan Ramadan ternodai dengan maraknya kejahatan di tengah Masyarakat.  Kejahatan ini akibat kemiskinan yang mendera Masyarakat ditambah dengan lemahnya iman di dada.

Antisipasi Aparat Kepolisian Yang Kurang Sigap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Nana Sudjana mengayakan, ada peningkatan jumlah tindak kriminal selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Kapolda mengatakan, persentase peningkatan jumlah tindak kejahatan mencapai 10 persen dibandingkan sebelum Ramadhan.

Sementara itu kasus yang paling banyak terjadi diantara adalah pencurian dengan kekerasan, pencurian dengan pemberatan, kemudian pencurian sepeda motor, narkoba dan penipuan.

Dalam penanganannya pihak aparat terkait terutama polisi kurang sigap mengantisipasi siklus kejahatan yang pasti akan terjadi di bulan Ramadhan, himbauan-himbauan dan operasi kamtibmas hanya bersifat seremonial tahunan saja, yang hanya mengamankan lalulintas dan tidak secara menyeluruh menghentikan kejahatan kriminalitas yang ada didalamnya.

Islam Solusi Persoalan Kejahatan

Islam sebagai sebuah sistem kehidupan tidak hanya menyelesaikan dalam persoalan ubudiah kepada sang Kholiq tetapi juga memahami bahwa sang Kholiq mengatur dan mengetahui kebaikan yang tepat untuk dijalankan selama hidup di dunia.

Oleh karenanya Islam memberikan aturan yang Syamil dan Kamil diseluruh aspek kehidupan manusia, dan sistem Islam ini tidak hanya Aqidah saja tetapi juga thoriqoh atau jalan untuk menjalankan pelaksanaan syariat itu, maka butuh institusi yang mewadahi penerapan aturan Islam, karena aturan tanpa ada penguasa yang menjalankan atas dasar keimanan tidak akan terwujud kebahagiaan dan keadilan haqiqi, karena penguasa atau pemimpin(Kholifah) adalah  sebagai ra’in, yang menjamin kesejahteraan rakyat melalui  pemenuhan kebutuhan pokok rakyat oleh negara, juga adanya jaminan keamananan.

Islam membangun kehidupan yang aman dan tentram dengan kekuatan tiga pilar  yaitu ketakwaan individu, Masyarakat yang peduli dan negara yang menerapkan aturan islam termasuk system sanksi yang tegas dan menjerakan sehingga tidak akan ditemui tindakan kejahatan kriminalitas yang selalu meningkat di setiap menitnya di berbagai wilayah, di masa kekhilafahan Islam selama 14 abad hanya ditemukan 100 kejahatan kriminalitas, bukankah itu adalah peradaban yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan dimasa kegemilangan Islam sebagai sebuah sistem kehidupan. 

Wallahu'alam bisshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak