Kejahatan Bertaburan Tak Lekang oleh Waktu



Oleh. Leni Setiani
Aktivis Muslimah Karawang


Kejahatan memanglah hal yang merugikan manusia. Betapa tidak, bukan hanya harta yang hilang namun juga nyawa bisa melayang. Ramadhan bulan yang mulia namun yang mengherankan kejahatan justru makin dimana-mana. Bulan yang suci harus ternodai dengan maraknya kejahatan.

Kebutuhan yang terus meningkat tak sebanding dengan penghasilan yang diterima menjadi alasan kuat banyaknya tindak kriminal saat Ramadhan sampai lebaran. Seperti salah satu kasus selama tiga pekan terakhir Polresta Bogor Kota berhasil mengungkap tiga kasus kejahatan pencurian yang terjadi di wilayahnya. Kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Jalan Warung Bandrek, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, pada Jumat (23/2) lalu.

Polisi berhasil menangkap pelaku curanmor berinisial YG (26). Kasus tersebut bermula saat YG melakukan aksinya di Warung Bandrek. Pada saat itu pelaku berhasil mencuri sepeda motor beat street dengan nopol F4171DX milik Herry menggunakan kunci palsu (14/04/2024 www.radarbogor.id).

Kejahatan ini bisa terjadi karena kemiskinan yang mendera masyarakat. Kejahatan selalu berhubungan erat dengan masalah ekonomi. Terdorong lah seseorang melakukan tindak kejahatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keimanan yang lemah didalam dada juga menjadi penyebab utama tindak kejahatan. Minimnya pengetahuan akan agama bahkan pengetahuan yang kalah dengan hawa nafsu menjadikan seseorang mengabaikan larangan Allah.

Semua itu disebabkan oleh sistem kapitalisme sekuler yang menciptakan kemiskinan dan lemahnya iman masyarakat. Maraknya kejahatan di bulan Ramadhan tidak bisa dipungkiri disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan oleh keimanan masyarakat yang lemah di negeri mayoritas muslim ini. Efeknya mereka dengan mudah melakukan sesuatu tanpa berfikir apakah aktivitas tersebut mengandung dosa atau pahala. Pandangan bahwa semua perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhirat mulai memudar. Tidak tercermin dalam diri mereka kepribadian Islam meskipun keyakinannya adalah Islam.

Namun, faktor internal ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu penerapan sistem sekulerisme kapitalisme. Sistem sekulerisme yang menolak pengaturan agama dalam ranah kehidupan publik menjadi landasan penerapan segala aspek mulai dari pendidikan, ekonomi, pergaulan dan sebagainya.

Pendidikan kapitalisme melahirkan individu liberal atau berprilaku serba bebas dan menstandarkan kebahagiaan kepada nilai materi atau kesenangan jasadiah. Hal inilah yang menjadikan umat Islam mudah melakukan kriminalitas. Materi pengajaran agama dalam sistem ini sangat minim. Bahkan sudah di temukan penyelewengan terhadap ajaran Islam yang disesuaikan dengan pemikiran sekuler liberal yang disebut moderasi beragama.

Sekulerisme juga menjadi landasan ekonomi di negeri ini yang disebut sistem ekonomi kapitalisme. Namun, faktor internal ini sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu penerapan sistem sekulerisme kapitalisme. Sistem sekulerisme yang menolak pengaturan agama dalam ranah kehidupan publik menjadi landasan penerapan segala aspek mulai dari pendidikan, ekonomi, pergaulan dan sebagainya.

Pendidikan kapitalisme melahirkan individu liberal atau berprilaku serba bebas dan menstandarkan kebahagiaan kepada nilai materi atau kesenangan jasadiah. Hal inilah yang menjadikan umat Islam mudah melakukan kriminalitas. Materi pengajaran agama dalam sistem ini sangat minim. Bahkan sudah di temukan penyelewengan terhadap ajaran Islam yang disesuaikan dengan pemikiran sekuler liberal yang disebut moderasi beragama.

Sekulerisme juga menjadi landasan ekonomi di negeri ini yang disebut sistem ekonomi kapitalisme. Sistem inilah yang menjadi sebab utama lahirnya kemiskinan secara struktural. Kepemilikan publik yang diliberalisasi menjadikan swasta leluasa mengendalikan hajat hidup masyarakat telah nyata menjauhkan masyarakat dari kesejahteraan.

Tak heran kebutuhan masyarakat meningkat ditengah pendapatan yang hanya distandarkan pada upah minimum provinsi, kabupaten atau kota. Disisi lain, ketidakpastian ekonomi yang mutlak di sistem ekonomi kapitalisme telah memasifkan PHK dan meningkatkan jumlah pengangguran. Sistem ekonomi ini telah merebut hak-hak rakyat. Rakyat yang seharusnya mudah mendapatkan akses kebutuhan pokok seperti air, migas, listrik, jalan, pendidikan dan kesehatan menjadi sulit dan berbiaya mahal.

Apalagi kebijakan negara dalam sistem politik demokrasi gagal mengendalikan harga bahan pangan yang terus melonjak di hari-hari besar. Maraknya kejahatan juga diperparah dengan sanksi pidana yang tidak membuat pelaku jera.

Islam Punya Solusi

Islam adalah satu-satunya agama yang punya solusi atas segala macam persoalan. Islam telah mewajibkan negara menjadi raa'in (pengurus) menjamin kesejahteraan rakyat melalui pemenuhan kebutuhan pokok rakyat oleh negara serta terjamin terwujudnya keamanan. Islam membangun kehidupan yang aman dan tentram dengan tiga pilar yaitu ketakwaan individu, masyarakat yang peduli dan negara yang menerapkan aturan Islam secara sempurna.

Pada tataran individu, negara Islam akan membina kepribadian individu rakyat agar menjadi sosok yang bertakwa. Negara menerapkan sistem pendidikan Islam berbasis akidah Islam. Negara juga mengutus para pendakwah ke penjuru negeri untuk mengajarkan akidah dan syariat Islam di tengah-tengah masyarakat. Ketakwaan inilah yang menjadikan masyarakat tercegah dari melakukan tindakan kejahatan.

Pada tataran masyarakat, akan muncul sikap amar makruf nahi mungkar dan sikap saling peduli. Sehingga terbentuk suasana saling berlomba untuk beramal sholih bukan berlomba mengejar materi. Demikian juga saling membantu saat ada yang kesusahan materi.

Pada tataran negara, negara menyejahterakan penduduknya dengan memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Hal ini akan mencegah seseorang berbuat kriminal.

Tiga hal tersebut merupakan solusi dalam menyelesaikan kriminalitas pada aspek preventif. Adapun pada aspek kuratif, negara menerapkan sistem sanksi yang tegas dan adil. Sanksi pada sistem Islam berfungsi sebagai jawabir atau penebus dosa pelaku dan zawajir agar pencegah orang lain berbuat hal serupa. Sanksi ini disesuaikan dengan dalil syariat pencuri wajib mendapatkan hukuman potong tangan tidak boleh diganti dengan yang lainnya. 

Demikianlah hanya sistem Islam yang mampu menyejahterakan seluruh rakyat dan terwujudnya rasa aman dan tentram dalam hidup. Wallahu 'alam bishshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak