Kecanduan Game Online Perspektif Islam



Oleh: N. Vera Khairunnisa



Tidak bisa dipungkiri pesatnya perkembangan teknologi hari ini telah memberikan pengaruh yang begitu besar pada masyarakat. Sayangnya, tidak semua pengaruh itu bersifat positif. Ada begitu banyak pengaruh negatif yang muncul, di antaranya adalah kecanduan terhadap game online. Tulisan ini akan membahas mengenai beragam dampak negatif atau bahaya dari kecanduan game online, penyebab maraknya game online serta bagaimana perspektif Islam terhadap permasalahan ini.

Telah banyak pakar yang membahas terkait dengan dampak negatif atau bahaya kecanduan game online. Penulis akan mencoba merangkumnya sebagai berikut:

Pertama, salah satu efek dari terlalu sering bermain game online adalah “kecanduan”, kondisi ini dikenal sebagai gaming disorder. Para ahli memasukkan gaming disorder sebagai salah satu gangguan kesehatan mental. Saat seseorang mengalami gaming disorder, maka ada perubahan fungsional dan struktural dalam sistem saraf, terutama pada sistem yang mengatur perasaan senang, belajar, dan motivasi. Ternyata, perubahan otak yang dialami oleh pecandu game online sama dengan perubahan yang terlihat pada kelainan kecanduan lainnya.

Dilansir dari Psychology Today, penelitian menunjukkan bahwa jalur yang ada di otak depan, tepatnya neurotransmitter yang menghasilkan dopamin, menjadi aktif ketika seseorang bermain video game. Reaksi ini sama seperti orang yang menggunakan obat-obatan seperti heroin. Pada pecandu game online, mereka mengalami peningkatan dopamin dua kali lipat. Sedangkan pada pengguna heroin, kokain, atau amfetamin, peningkatan dopamin terjadi sekitar 10 kali lipat. (alodokter. com)

Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat menangani 100 pasien kecanduan game sepanjang Januari hingga November 2019. Rata-rata setiap bulan ada 10 pasien yang ditangani. Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat, Lina Budianti kepada media Kompas online, Rabu (18/12/2019) mengatakan pasien yang ditangani rata-rata berusia remaja antara 15-17 tahun. Bahkan ada satu pasien yang masih berusia 3,5 tahun. (kompas. com)

Kedua, menyebabkan penurunan kualitas hidup. Mereka yang sudah kecanduan game online, akan kesulitan mengontrol diri untuk tidak bermain game. Hal ini menyebabkan mereka menghabiskan waktu hanya untuk bermain game. Akan ada banyak kewajiban yang terlalaikan. Mereka bisa bermain game seharian atau semalaman, sampai lupa makan, bolos sekolah, tidak shalat, tidak mau memenuhi perintah orang tua, dan sebagainya.

Seperti yang terjadi di Banjarpanjang, Kabupaten Magetan, AN (12) siswa kelas 6 SDN bolos sekolah 4 bulan gara-gara kecanduan game online. Setiap hari, AN baru tidur jam 5 pagi dan bangun jam 4 sore. Sementara sore sampai jelang fajar, AN sibuk bermain game online. (kompas. com)

Ketiga, menjadi pemicu masalah kriminal. Hal ini bisa disebabkan efek dari game yang memiliki unsur negatif seperti kekerasan, perjudian dan seksualitas. Kriminal juga bisa terjadi akibat dari pengguna game online yang membutuhkan biaya atau alat untuk bermain. Hal ini karena untuk bermain game, minimal dibutuhkan kuota. Bahkan yang lebih parah, mereka butuh untuk membeli game jika versi berbayar, termasuk juga membeli berbagai fasilitas yang ada di dalamnya.

Banyak diberitakan kasus kriminal yang disebabkan pelakunya kecanduan game online. Seperti tiga remaja di Surabaya nekat mencuri sepeda motor hingga berulang kali. Hasil motor curian dijual dengan harga murah. Uangnya mereka bagi rata untuk membeli voucher kuota permainan game online yang mereka suka. (merdeka. com)

Beragam pembunuhan mengerikan karena pelaku terinspirasi dari game juga terjadi dalam kehidupan, seperti kasus anak yang membunuh ibunya. Ada juga kakak sepupu yang membunuh adik sepupunya karena ingin mengambil HP adik sepupunya untuk bermain game. Di luar negeri, ada kasus seorang remaja yang nekat mencuri mobil polisi dan menembaki polisi. Ketika ditangkap, dia tidak merasa menyesal. Dia mengatakan bahwa hidup terkadang harus seperti video game, di mana sesekali harus ada yang mati. (idntimes. com)

Ketiga contoh di atas merupakan dampak yang paling serius di antara sekian banyak dampak negatif lainnya, semisal gangguan kesehatan fisik, insomnia, mood yang mudah berubah, penurunan konsentrasi atau fokus, antisosial, dan lain sebagainya.

Mengingat betapa seriusnya bahaya yang ditimbulkan dari game online, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bertindak tegas terkait peredaran game online yang berbau kekerasan dan seksualitas. KPAI mendesak Kominfo memblokir game yang terbukti memberikan dampak buruk terhadap anak-anak.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, mendukung langkah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menggelorakan blokir terhadap game online yang mengandung kekerasan yang sedang ramai diperbincangkan. Ia mendesak negara dan Pemerintah untuk hadir dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif game online dengan kekerasan. Karena tanggung jawab untuk melindungi anak dari dampak berbahaya game daring mengandung kekerasan tidak bisa dibebankan seluruhnya ke orang tua. (jawapos. com)

Lantas, bagaimana upaya pemerintah menyikapi permasalahan ini?

Pemerintah berencana memblokir game yang mengandung kekerasan. Game yang diblokir adalah game yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Klasifikasi Game. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Nahar menyatakan bisa saja ada pemblokiran jika tidak sesuai dengan klasifikasi permenkominfo tersebut. Terutama untuk konten-konten yang mengandung kekerasan, perilaku seksual yang menyimpang, bahkan judi online. (detik. com)

Akankah peraturan tersebut bisa menjadi solusi untuk masalah kecanduan online? Sementara di saat yang sama pemerintah sedang memperkuat ekosistem industri game nasional. Jokowi telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Game Nasional sebagai upaya untuk memperkuat ekosistem dan industri game di Indonesia. Alasan di balik aturan ini adalah motif ekonomi, agar pasar game nasional yang besar tidak dikuasai pemain asing semisal China, Eropa, dan Amerika. Sektor ini pun dipandang menjanjikan keuntungan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.

Penyebab Masalah Kecanduan Game Online

Untuk mencari solusi yang tepat, harus ditemukan penyebab utamanya terlebih dahulu. Berikut di antara penyebab maraknya game online hingga menyebabkan kecanduan dan bahaya lain pada penggunanya seperti yang telah dipaparkan di atas.

Pertama, Sistem Pendidikan yang Rusak

Masalah kecanduan game online merupakan salah satu bukti kegagalan sistem pendidikan hari ini yang memiliki kontribusi besar untuk melahirkan generasi yang lemah. Generasi yang tidak memiliki mindset yang benar tentang kehidupan. Sebagai contoh, bagaimana mereka dalam memandang kebahagiaan yang cenderung materialistik. Bahagia ketika bisa terpenuhi kebutuhan yang bersifat jasadiyah. Apapun yang akan membuat bahagia, maka akan dilakukan tanpa memikirkan untung dan rugi, lebih-lebih halal dan haram. Dengan kata lain, generasi yang liberal.

Mereka begitu kering dari nilai-nilai ruhiyah, kosong dari tsaqafah Islam dan tidak memiliki semangat untuk beribadah, bahkan cenderung akrab dengan kemaksiatan. Maka tidak heran jika mereka bisa menghabiskan waktu hanya untuk bermain game, meninggalkan kewajiban, dan melakukan tindak kejahatan dengan tanpa merasa bersalah. Bagaimana tidak begitu, jika tujuan dan kurikulum pendidikan jauh dari aspek penting pendidikan itu sendiri, yakni membentuk generasi bertakwa. 

Kedua, Keserakahan Sistem Ekonomi Kapitalisme

Dalam sistem ekonomi kapitalisme, yang menjadi fokus utama adalah pencapaian materi yang sebesar-besarnya. Sistem ini cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai keuntungan, bahkan jika itu berarti menciptakan produk yang berpotensi merusak, seperti game online.

Apalagi ketika melihat bahwa industri game memiliki pendapatan yang cukup menggiurkan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan nilai pendapatan dari industri game atau aplikasi permainan yang berkembang di Indonesia mencapai Rp 25 triliun selama tahun 2022 yang dinilai memiliki peluang untuk menumbuhkan perekonomian dalam negeri. (antaranews. com, 2023)

Ketiga, Sistem Hukum yang Tidak Jelas dan Tegas

Kita melihat hari ini, tidak ada aturan yang jelas dan tegas mengenai game online. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan game dengan begitu bebas dan leluasa menciptakan dan menyebarkan game produk mereka, tanpa merasa takut terkena delik atau sanksi hukum. Padahal game yang mereka produksi dan pasarkan, sudah terbukti berpotensi membahayakan generasi.

Meski ada wacana pengaturan klasifikasi game dan pemblokiran terhadap game yang mengandung unsur kekerasan, nampaknya akan menemui kendala dikarenakan kapitalisme akan senantiasa mengutamakan kepentingan korporasi di atas kepentingan rakyat dan generasi. 

Oleh karena itu, selama sistem kapitalisme sekularisme masih begitu kental mewarnai kehidupan bermasyarakat dan bernegara, maka masalah game online ini akan sulit untuk diatasi. Sudah selayaknya kita mencari sistem alternatif, yang bisa menyelamatkan generasi dari bahaya kecanduang game online ini.

Solusi Islam untuk Masalah Game Online

Para pemuda adalah aset masa depan. Mereka adalah calon para pemimpin di masa yang akan datang. Jika para pemuda hanya sibuk dengan game online, tentu ini akan mengancam masa depan sebuah negara. Lantas, bagaimana perspektif Islam dalam memandang permasalahan ini?

Solusi untuk masalah game online tidak cukup hanya dengan pantauan dari orang tua, atau sekadar mengatur klasifikasi game. Namun membutuhkan peran besar dari negara untuk membuat berbagai kebijakan yang mencegah dan mengatasi masalah game online. Secara ringkasnya, Islam memiliki mekanisme sebagai berikut:

Pertama, dengan menerapkan sistem pendidikan Islam.

Dalam Islam, tujuan pendidikan adalah untuk membentuk generasi berkepribadian Islam serta menguasai sains dan teknologi. Negara wajib memberikan fasilitas untuk terwujudnya tujuan tersebut. Semua fasilitas tersebut diberikan secara adil untuk semua masyarakat secara gratis.

Penerapan sistem pendidikan Islam akan melahirkan generasi bertakwa, yang memiliki rasa takut kepada Allah SWT., menjadikan keridhaan Allah SWT sebagai sumber kebahagiaan, dan halal haram sebagai tolok ukur perbuatan. Sehingga mereka tidak akan terjerumus kepada aktivitas yang sia-sia, apalagi yang jelas-jelas bertentangan dengan hukum syara'. 

Sudah terbukti di masa silam, melalui sistem pendidikan Islam, terlahir para pemuda yang memiliki kiprah besar dalam peradaban Islam. Pada masa Rasulullah SAW., sebagian sahabat masih tergolong pemuda, namun mereka begitu matang dalam ilmu dan begitu kuat pribadinya. Mereka sudah memiliki tekad baja untuk perjuangan Islam. 

Kedua, dengan pengaturan industri game.

Islam sangat mendukung perkembangan teknologi. Hanya saja, perspektif Islam dalam memandang teknologi berbeda dengan perspektif kapitalisme. Dalam Islam, kehadiran teknologi sebagai sarana untuk mempermudah dalam proses pendidikan, syiar Islam dan kemajuan peradaban Islam. Selain itu, pemanfaatan teknologi juga tidak boleh lepas dari aspek ibadah.

Dalam hal game misalnya, Islam akan mengatur sedemikian rupa agar tidak ada game yang bertentangan dengan Islam. Tidak ada pengklasifikasian seperti sistem hari ini. Karena hukum syara berlaku untuk semua usia. Game yang berisi kekerasan, seksualitas dan perjudian, tidak akan diberikan toleransi. Negara hanya membolehkan game edukatif dan bisa membantu proses pendidikan.

Ketiga, dengan penerapan sistem sanksi yang tegas.

Jika berbagai regulasi pencegahan sudah dibuat namun masih ada yang nakal dan melanggar, maka negara harus memberikan sanksi yang tegas untuk memberikan efek jera bagi pelaku. Jika ada perusahaan yang ketahuan memproduksi dan memasarkan produk game yang merusak generasi, maka negara harus segera bertindak.

Dengan menerapkan aturan tersebut, kita berharap bisa menyelamatkan generasi muda dari bahaya kecanduan game online. Karena mereka adalah calon pemimpin peradaban masa depan. Melalui pendidikan dan pengaturan industri game yang berakar pada prinsip-prinsip Islam, kita dapat membimbing mereka agar memiliki kepribadian Islam yang kuat dan mampu menjalani kehidupan yang produktif, inovatif dan solutif demi kegemilangan peradaban Islam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak